Pengalaman Menghadapi Stroke , Sebuah Catatan Untuk Para Penyintas
Table of Contents
Saya penyintas stroke. Kena stroke di bulan Mei 2024, pas ulang tahun yang ke 48. Berdasarkan pengalaman saya dan perbandingan dengan penyintas stroke yang lain, saya menyimpulkan bahwa serangannya berbeda di antara penyintas.
Saya bahkan Alhamdulillah masih bisa beraktivitas seperti biasa menggunakan tangan kanan. Awalnya saya hanya merasakan tangan kiri yang kebas, namun saya anggap biasa saja karena tidak mengganggu.
Kaki kiri juga pernah kebas namun tidak saya hiraukan. Sekarang baru Saya sadari bahwa itu pertanda, tapi waktu itu saya sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang stroke. Saat bulan puasa, tangan kiri tiba-tiba kehilangan tenaga waktu mengangkat panci sayur dan jatuh. Namun itu juga saya abaikan.
Puncaknya ketika telapak tangan kiri tidak bisa buka. Hanya bisa menggenggam. Sebesar apapun energi dan fokus yang digunakan untuk berusaha membukanya. Yang aneh adalah tangan bisa buka genggam jika dalam keadaan tidak sadar (setengah tidur).
Saya memang bisa jalan tapi merasakan hal yang aneh, seperti kaki kiri ini patah ketika melangkah. Karena tidak mengetahui bahwa ini serangan stroke maka saya tidak ke dokter, hanya berusaha mencari referensi pengobatan alternatif.
Kebetulan tak lama sebelum saya, ada kerabat yang dapat serangan yang lebih parah dan sembuh dengan pijat urat. Berbekal rekomendasi dari banyak kerabat, maka saya mencoba berbagai pengobatan pijat urat, akupuntur dan bekam.
Qadarulloh, beberapa terapi pijat membuahkan hasil, yaitu tangan kiri mulai bisa buka dan genggam. Dalam masa 1 bulan, saya melakukan cek darah lengkap namun semua kondisi dinyatakan normal. Lalu saya melakukan scan kepala dan ternyata ada penyumbatan di otak kanan, yang mengakibatkan bagian tubuh kiri mengalami gangguan.
Stroke bukan hanya mengganggu aktivitas tangan kiri, namun koordinasi, keseimbangan dan fokus juga mengalami gangguan. Misalnya kita melihat ada kursi di depan dan ingin duduk di situ, tapi ternyata malah melewati kursi tersebut.
Ketika berada di keramaian juga rasanya bingung, apalagi berjalan di keramaian, seperti tidak bisa mengendalikan diri dan menabrak orang yang berjalan berlawanan. Tidak bisa berdiri lama tanpa berpegangan juga indikasi hilangnya keseimbangan.
Emosi juga terganggu, seperti rasa sedih yang berkepanjangan. Bisa sedih tanpa ada penyebab. Seolah -olah protes pada yang Maha Pencipta, kenapa saya, padahal saya selalu sholat, tepat waktu bahkan, sementara orang yang selalu bermaksiat baik-baik saja hidupnya.
Tapi akhirnya saya sadar bahwa ujian itu diberikan kepada berbagai macam orang dengan berbagai macam alasan. Saya mulai mendekatkan diri kepada Allah, dan percaya bahwa ujian ini untuk meningkatkan level kita menjadi lebih tinggi.
Ada hikmah di balik sakit, yaitu sabar dan juga menyuruh tubuh berolahraga, atau sekedar memperbanyak gerak. Di samping itu menjaga makanan, jadi tidak sembarang makan dan minum. Sejak itu saya tidak pernah lagi minum kopi, sebelumnya saya sangat suka minum kopi instan.
Fisioterapi sangat penting untuk pemulihan. Lamanya waktu yang diperlukan untuk pulih berbeda-beda di antara penyintas stroke. Fisioterapi dapat diimbangi dengan akupuntur, untuk merangsang fungsi saraf.
Fisioterapi sangat penting untuk pemulihan. Lamanya waktu yang diperlukan untuk pulih berbeda-beda di antara penyintas stroke. Fisioterapi dapat diimbangi dengan akupuntur, untuk merangsang fungsi saraf.
Biasanya fisioterapi dimulai dengan mengaktifkan fungsi gerak, kemudian mengaktifkan kekuatan. Latihan harus dilakukan intensif, dimana anggota tubuh yang kuat membantu yang lemah, dan membiasakan yang lemah tetap aktif, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Memang sulit, karena kita awalnya akan terbiasa hanya menggunakan tangan yang kuat saja. Beberapa orang mengalami kesulitan berbicara. Jika penyintas adalah seorang Muslim, maka dapat latihan berbicara dengan membaca Al-Quran.
Sambil menyelam minum air, selain latihan berbicara juga mendapatkan pahala, insya Allah. Begitu juga dengan keseimbangan, dapat dilatih dengan sholat dengan berdiri. Tapi tidak usah dipaksakan. Semampunya saja. Bisa rakaat 1 berdiri dan rakaat berikutnya duduk. Lama-lama tubuh akan membiasakan diri dan bisa seimbang lagi seperti orang yang normal.
Penyintas stroke harus rajin olahraga, minimal jalan atau angkat beban ringan, untuk melatih kekuatan otot. Berjemur sinar matahari juga harus dilakukan tiap pagi. Memang tantangan utama adalah rasa lelah dan malas.
Bagi saya, pemulihan tangan kiri adalah yang paling lama. Saya tidak ingat berapa lama, yang jelas 1 tahun 4 bulan namun belum sesempurna tangan kanan. Belum bisa memegang/mengambil hp, remote tv dan sebagainya.
Awalnya tangan kiri jika diangkat sakit. Saya membiasakan meletakkan tangan kiri di atas kepala sambil tidur. Pada awalnya memang sangat sakit, namun lama-kelamaan tidak sakit lagi, bahkan jika diangkat dalam keadaan berdiri, tangan kiri sudah bisa lurus.
Jari selalu dalam keadaan menekuk, untuk meluruskannya membutuhkan tenaga. Saya merasa bahwa akupuntur membantu gerakan motorik jari, seperti membuka pintu mobil, yang tadinya harus diarahkan oleh tangan kanan.
Jari yang menekuk dapat dilatih dengan gerakan sholat, yaitu sujud. Awalnya tangan kiri dibantu oleh tangan kanan ketika meletakkan tangan untuk sujud, namun lama-kelamaan, tangan kiri sudah bisa menapak sendiri tanpa dibantu. Melatih tangan kiri seperti melatih anak-anak untuk mengaktifkan motorik halus.
Post a Comment